Jumat, 14 Oktober 2011

Luka Ibu

ah, ibu aku tidak mengerti ucapanmu

berapa kalipun kau sebut itu, ia tak jua tertoreh di benakku

diam-diam, ibu

aku sulit memahami

hanya saja kau terbiasa melirih dalam tangis

satu pesan, menjadi dua-tiga-seterusnya

izinkan aku mengais, tapi aku tak berani

aku memang pelupa, kadang pun lara tak lantas kuingat-ingat

sejuta nada bagiku tak ubahnya bagai desah

menghujam dalam luka, lalu bersimbah darah

akankah cinta menghapus dukamu, ibu?

tak lagi aku bertanya

aku ngeri pada jawaban, aku mati oleh kenyataan

bisa-bisanya kau menoreh belati, menghunus tajam

aku bisa luka, ibu

karena aku tidak mengerti?

bukan, kuyakin bukan itu

kalaulah bisa kuobati lukamu, akan

jangan lagi menyepi, ibu, kutahu kau tak mau begitu

kalau cinta saja bisa kau beli, itukah pula kebahagiaan?

maaf, bu

selamanya aku takkan pernah paham


21062011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar