Senin, 14 Juni 2010

Cerita Tentang Kerinduan

Kerinduanku membuncah

Pada lantai marmer yang dingin

Pada pilar-pilar kokoh berlapis emas

Pada keharuman air zam-zam

Sebagian jiwaku tertinggal di sana

Menari bersama kawanan burung-burung ababil

Lantunan dzikir, ayat-ayat yang syahdu

Lembut bagaikan sutra kiswah berbenangkan emas

Sungguh, kerinduanku memenuhi segenap jiwaku

Mengakar dalam relung-relung sanubari

Mengalir bersama derai airmata yang senantiasa tumpah ruah

Air terjun di lembah kerinduan

Lama aku dalam sujud panjangku,

Aku mendengar sang bilal dengan merdu berkata:

Rabbana walakal hamd...

Adzan yang mendayu-dayu

Lautan manusia yang berjalan seirama,

Mengelilingi suatu pusaran bernama Ka’bah

Berlari kecil di sepanjang Shafa-Marwah

Berlomba-lomba mencari cinta-Nya

Dan aku menyesal,

Saat belum sempat bagiku untuk merasakan wewangian

Batu hitam dari Surga

Saat belum sempat bagiku berlama-lama

Bercengkerama dengan Sang Kekasih

Di sana..... di bawah rembulan di langit Makkah

Aku rindu, Allah..... begitu pilu

Sudah tak sabar lagi

Ia menyentak-nyentak dalam denyut nadiku

-dalam kerinduan, 10 Jun. 10


Tidak ada komentar:

Posting Komentar